Monday, November 30, 2015

Contoh Teks Pidato Bahasa Inggris (kemiskinan)

contoh teks pidato bahasa inggris tentang kemiskinan (poverty) 

Assalamualaikum Wr.Wb

Good morning Ladies and gentlemen. My name is Ertia Nursanti , I am a student and now studying at SMA Negeri 13 Surabaya. In this great occasion, I would like to talk about Poverty which is becoming one of the biggest world’s problem.

Have you ever thought about what it’s like to not have any food?  I am sure that most people do not have to worry about being hungry everyday. Just so you know, by the time you listen to my speech, there will have been millions people that are starving in the world. By the time you begin lunch, someone, somewhere in the world will have died because of not having food.

I am standing here because i want to  prevent that from happening. And I’m going to need your help.

Ladies and gentlemen, There are currently 925 million people live below the poverty line today.  Poverty.  Poverty is hunger. Poverty is lack of shelter. Poverty is being sick and not being able to see a doctor. Poverty is not being able to go to school, not knowing how to read, not being able to speak properly. Poverty is not having a job, fear for the future and living one day at a time. Poverty is powerlessness, poverty is lack of  freedom. Unfortunately, poverty is often an invisible problem.

Ladies and gentlemen, we must have known that poverty has become the most critical economic issue in our country. Those Luxury buildings in the big cities like Jakarta and surabaya cannot give us the real picture of Indonesia. We have to open our eyes that one part of the real indonesia is.....Our brothers and sisters are out there suffering food crisis.

As we see it, There are so many causes of today’s poverty.  Well, There is no need to talk about what causes poverty. But the more we understand the main causes of poverty, the more things we can do to fix it. so, what Actually causes poverty in Indonesia?

First, Lack of education.  Lack of education relies to not learning the neccessary skills to succeed in a carreer field. If you can’t read or do basic math, if you can’t show up for work and apply yourself, you will not have a job. Lack of education causes unemployment and unemployment causes poverty.  To solve this problem, the governments and individuals must be aware of it and treat it seriously.  Although this situation can’t be changed completely, at least  it can be improved.

Second, Rapid Population Growth. Our population is growing rapidly. yet our human resources are limited. The growth in population creates problems for us. For example : Today, our population is 10; tomorrow  it will be  100 and so on. We need more food, more houses, and more hospitals for them. But we have no money to spend on development projects. The ever-growing rate of population must be checked  to fix poverty in indonesia.

Third, Corruption and black-money. There are corruptions in every walk of life. There is inefficiency in offices. People have become selfish. They neglect the national interests. Black money causes the problem of rising prices. Some people may have all the privileges. But many others are suffering. Black money affects our economy. It causes poverty. Government needs  to take a serious action to the corruptor or poverty can never be solved.
Fourth, Gap between the rich and the poor. The widening gap between the rich and the poor is also responsible for Indonesia’s poverty. The rich are growing richer. The poor are growing poorer. This economic gap between the two must be reduced. Our social system should be changed as one of the solution for the poverty in indonesia.

Ladies and gentlemen, regarding what I Have said before, What do you think about it? should we do nothing ? No. We have to Stand together  and face the problem as soon as possible. Poverty is not a uncontrollably disease, it is not wild fire. It can be controlled as long as we have a faith that we can controll it. let's start thinking about what we can do to slowly but surely remove poverty. even if it's just a small action, Let's take a part to make our country a better place.
So, That’s all my speech thankyou for your attention and good morning.

Wassalamualaikum Wr.wb 

Friday, November 27, 2015

Tulisan Singkat tentang mimpi

ANGKA NOL

Langit memanglah akan tetap sama, Namun melihatnya dari sebuah sudut yang berbeda tentu akan memberi sensasi yang berbeda pula.  Aku percaya, Mereka orang-orang yang telah melihat langit dari berbagai sudut yang berbeda akan mengerti. Meski aku sendiri masih terus berharap akan mendapat kesempatan yang sama.  Pergi ke luar negeri, berjaket tebal, Cokelat panas, salju, musim panas yang begitu heboh, serta setumpuk Buku berbahasa inggris atau asing lainnya.

Harapan tanpa usaha memanglah sia-sia. Bukannya aku tak mau usaha, Aku hanya bingung harus memulai dari mana. Angka nol yang masih sebatas nol ialah dimana tepat aku berdiri sekarang. Impian ke Luar negeri masih terlihat jauh. Sangat Jauh.

Aku percaya, Perlahan angka nol akan menjadi satu, dua, tiga, hingga seratus. Aku tak ingin menetap pada hasil yang sebenarnya tak ada. Menyombongkan diri karena merasa hebat berbahasa inggris, sementara ketika kenyataan yang berbicara, belum prestasi akademik ataupun non akademik yang pantas dibanggakan yang pernah ku raih. Semua masih terlihat begitu semu.

Hari ini, mimpiku begitu menggebu. Harapku begitu dalam hingga memecah tangisku seketika. Aku masih tetap berada di angka nol. Mungkin nol koma satu. Entahlah. Dada ini terasa sesak ketika mata baru saja menyaksikan seorang anak manusia berada dimana seharusnya aku berada, seorang sebaya yang telah menggenggam apa yang seharusnya ku genggam.  Jejak mimpinya telah berlabuh, selangkah lebih jauh dari angka nol.

Aku tak akan bertahan pada angka nol lebih lama lagi. Tak akan. Aku harus segera bangun, Menghadapi realita yang sungguh tak bisa ku lalui hanya dengan sebuah mimpi. Mimpi tadi malam, akan menjadi sebuah tujuan esok pagi dan ku pastikan akan menjadi realita esok hari atas izin Allah.


Tulisan ini, ku pastikan ialah langkah awal yang ku ambil. Semoga aku dapat memulai semuanya dengan sebuah tulisan. Amin YRA. 

Thursday, November 26, 2015

Cerpen tentang Guru

SIAPA “AKU”
Penggemar karya sastra tentu telah menemukan beberapa definisi menakjubkan sebuah kehidupan, Sebagian dari seniman penuh kata telah merangkainya menjadi untaian kalimat penuh makna yang dapat menyentuh siapa saja yang membacanya. aku disini tak berniat mendefinisikan arti kehidupan. Seperti, apa itu hidup? Dan setumpuk masalah didalamnya. Aku disini untuk memberitahu apa yang kau tak tahu dan tak mau tahu.

Aku hanyalah hamba pendusta yang selalu bertanya akan selimut surga.  Aku hanyalah seorang hamba yang selalu memimpikan lapangnya pahala. Berbagai dermaga mimpi telah kubangun, berbagai jejak mimpi anak manusia telah kupaksa berlabuh, Mengarungi lautan lepas yang membawa mereka semakin jauh dari dekapku. Sungguh aku tak ingin melepas buai mimpi mereka sebelum berubah menjadi sebuah realita Jika saja tak ada batas waktu diantara kami, Jika saja.

Aku ialah orang yang menyayangimu dibawah ayah dan Ibumu. Jiwaku telah terbagi menjadi puluhan bahkan ratusan raga yang siap mengantarmu ke depan pintu gerbang Masa depan cerahmu. Ketika kau seusia balita, itulah saat pertama ku ajarkan padamu apa yang kau tak tahu. Itulah saat pertama ku perkenalkan kau pada 26 jajaran alfabet. Itulah  saat pertama ku ajarkan padamu bagaimana cara berhitung dan membaca. Ketika kau mencium tanganku dan kembali pada dekap ayah dan ibumu, Perasaan lega dan bangga terus mengendap dalam segenap hatiku. Aku bahagia atas keberhasilanku memberimu ilmu yang ku yakin pasti akan berguna dalam kehidupanmu kelak.

Ketika kau berusia belasan, saat itulah kau habiskan hampir sebagian besar waktumu bersamaku.  Aku begitu menyayangimu melebihi apa yang kau pahami tentang kasih sayangku padamu. Terkadang aku ialah gelap yang kau hindari dan di lain waktu terang yang kau cari-cari. Aku selalu memberikan kebebasan bagimu untuk menentukan siapa aku, Aku ialah sahabat yang kau cintai dan musuh yang kau benci.

Ketika aku harus menyelamatkanmu dari perbuatan curang, Kau panggil aku ‘malaikat pencabut nyawa’ dan setumpuk sebutan naas lainnya.  Aku tidak akan menyalahkanmu atas semua hinaan dan makianmu untukku. Tidak pernah. Nak, aku memahami keterbatasan pengetahuanmu tentang dunia luar yang belum kau tahu. Dunia yang cepat atau lambat akan kau hadapi. Dunia yang tak bisa kau awali dengan sebuah kecurangan. Maka dari itu, Aku harus menyelamatkanmu. Sekali lagi, Tugasku ialah mengantarmu ke depan gerbang kesuksesan yang tak bisa kau mulai dengan berbuat curang.

Ketika aku memberimu Tugas yang harus kau selesaikan tepat waktu, Lagi-lagi kau menutup mata batinmu dengan ketidakikhlasan. Tak apa nak, aku mengerti. Aku mengerti bahwa kegelapan pikiranmu akan kerasnya kehidupan di masa yang akan datang  masih menjadi belenggu.  Aku tahu kau begitu lelah hingga hampir tak mampu menyelesaikan semua tugas yang ku berikan. Sesungguhnya, aku hanya ingin memberimu bekal kehidupan jika kelak kau tak lagi berada di dekapku. Aku ingin mengenalkanmu pada tangga-tangga menuju puncak mimpimu. Tangga-tangga yang hanya bisa kau tempuh dengan kedisiplinan dan tanggung jawab. Tangga-tangga yang hanya mampu kau lalui dengan ketabahan dan keikhlasan. Sungguh betapa bahagianya aku jika suatu saat, aku dapat melihatmu berdiri diatas puncak impianmu yang telah kau bangun bersamaku. Meski ku hanya bisa menatapmu dari kejauhan.

Ketika batas waktu diantara kita telah tiba, itulah saat aku benar-benar cemas. Aku begitu takut kau akan percaya pada keputusasaan. Aku begitu takut kau akan mengalah pada kegagalan. Meski begitu, aku memenuhi segala celah pikiranku bahwa kau tak akan gagal. Aku percaya bahwa kau akan berpegang pada sekelumit bekal yang telah ku berikan kepadamu untuk terus berjuang mewujudkan segala impianmu. Aku percaya bahwa kelak kau akan kembali datang menyapaku dengan aura kesuksesan yang terpancar cerah dalam tubuhmu.

Ketika kau telah berhasil berada diatas puncak impianmu, saat itulah aku berharap kau datang  untuk sekedar menyapaku, sebagai isyarat kau masih mengigatku. Aku sama sekali tak beralih dari tempatku berpijak sebelumnya. Saat itulah, aku merupakan sebagian yang Kau kenang dan kau lupakan. Saat itulah, Aku berada dalam ruang kesadaran akan usiaku yang semakin tua, akan tugasku yang segera atau telah berakhir, akan keberhasilanku menuai jasa meski hanya terlihat bagai masa lampau yang samar dibenakmu. Meski begitu, aku tetap bangga. Aku bangga menyaksikan sebongkah perjuanganku di masa lalu telah mencapai titik keberhasilan. Aku bangga. Aku bangga Padamu, Muridku.